LUCIFER
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
LUCIFER

Kristologi dan Islamologi
 
IndeksLatest imagesPencarianPendaftaranLogin

 

 SEKILAS TENTANG PEMBINA IMAN TAUHID ISLAM d/h PERSATUAN ISLAM TIONGHOA INDONESIA

Go down 
PengirimMessage
Admin
Admin



Jumlah posting : 74
Join date : 21.05.08

SEKILAS TENTANG PEMBINA IMAN TAUHID ISLAM d/h PERSATUAN ISLAM TIONGHOA INDONESIA Empty
PostSubyek: SEKILAS TENTANG PEMBINA IMAN TAUHID ISLAM d/h PERSATUAN ISLAM TIONGHOA INDONESIA   SEKILAS TENTANG PEMBINA IMAN TAUHID ISLAM d/h PERSATUAN ISLAM TIONGHOA INDONESIA Icon_minitimeSun Oct 12, 2008 3:16 am

Pembina Iman Tauhid Islam d/h Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) yang didirikan di Jakarta, pada tanggal 14 April 1961, antara lain oleh almarhum H.Abdul Karim Oei Tjeng Hien, almarhum H. Abdusomad Yap A Siong dan almarhum Kho Goan Tjin bertujuan untuk mempersatukan muslim Indonesia dengan Muslim keturunan Tionghoa dan muslim keturunan Tionghoa dan etnis Tionghoa erta umat Islam dengan etnis Tionghoa. PITI adalah gabungan dari Persatuan Islam Tionghoa (PIT) dipimpin oleh Alm H.Abdusomad Yap A Siong dan Persatuan Tionghoa Muslim (PTM) dipimpin oleh Alm Kho Goan Tjin.

PIT dan PTM yang sebelum kemerdekaan Indonesia mula-mula didirikan di Medan dan di Bengkulu, masing-masing masih bersifat lokal sehingga pada saat itu keberadaan PIT dan PTM belum begitu dirasakan oleh masyarakat baik muslim Tionghoa dan muslim Indonesia. Karena itulah, untuk merealisasikan perkembangan ukhuwah Islamiyah di kalangan muslim Tionghoa maka PIT yang berkedudukan di Medan dan PTM yang berkedudukan di Bengkulu merelakan diri pindah ke Jakarta dengan bergabung dalam satu wadah yakni PITI. PITI didirikan pada waktu itu, sebagai tangapan realistis atas saran Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah almarhum KH Ibrahim kepada almarhum H. Abdul Karim Oei bahwa untuk menyampaikan agama Islam kepada etnis Tionghoa harus dilakukan oleh etnis Tionghoa yang beragama Islam.

Kita turut bersyukur dan berbangga bahwa karena jasa-jasanya kepada Nusa dan Bangsa, salah satu pendiri PITI, almarhum H. Abdul Karim Oei Tjeng Hien, pada tanggal 15 Agustus 2005 yang lalu, telah dianugerahkan Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Utama oleh Presiden Republik Indonesia. Visi PITI adalah mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil alamin (Islam sebagai rahmat bagi sekalian alam). Misi PITI didirikan adalah untuk mempersatukan muslim Tionghoa dengan Muslim Indonesia, muslim Tionghoa dengan etnis Tionghoa non muslim dan etnis Tionghoa dengan umat Islam. Program PITI adalah menyampaikan tentang (dakwah) Islam khususnya kepada masyarakat keturunan Tionghoa dan pembinaan dalam bentuk bimbingan, kepada muslim Tionghoa dalam menjalankan syariah Islam baik di lingkungan keluarganya yang masih non muslim dan persiapan berbaur dengan umat Islam di lingkungan tempat tinggal dan pekerjaannya serta pembelaan/ perlindungan bagi mereka yang karena masuk agama Islam, untuk sementara mempunyai masalah dengan keluarga dan lingkungannya. Sampai dengan saat ini, agama Islam tidak dan belum menarik bagi masyarakat keturunan Tionghoa karena dalam pandangan mereka, agama Islam identik dengan kemunduran, kemalasan, kebodohan, kekumuhan, pemaksaan dan kekerasan (radikal dan teroris).

Padahal agama Islam sudah masuk ke Tiongkok sebelum agama Islam masuk ke Indonesia dan saat ini sudah dianut oleh lebih kurang 80-100 juta umat. Sesuai dengan visi dan misi serta program kerjanya, PITI sebagai organisasi dakwah sosial keagamaan yang berskala nasional berfungsi sebagai tempat singgah, tempat silahturahim untuk belajar ilmu agama dan cara beribadah bagi etnis Tionghoa yang tertarik dan ingin memeluk agama Islam serta tempat berbagi pengalaman bagi mereka yang baru masuk Islam. Dalam perjalanan sejarah keorganisasiannya, ketika di era tahun 1960-1970 an khususnya setelah meletusnya Gerkan 30 September (G-30-S)/PKI di mana di saat itu negara kita sedang menggalakkan gerakan pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa, “Nation and Character Building”, simbol-simbol/identitas/ciri yang bersifat dissosiatif (menghambat pembauran) seperti istilah, bahasa dan budaya asing khususnya Tionghoa dilarang atau dibatasi oleh Pemerintah, PITI terkena dampaknya yaitu nama Tionghoa pada kepanjangan PITI dilarang. Berdasarkan pertimbangan keperluan bahwa gerakan dakwah kepada masyarakat keturunan Tionghoa tidak boleh berhenti, maka pada tanggal 15 Desember 1972, pengurus PITI, merubah kepanjangan PITI menjadi PEMBINA IMAN TAUHID ISLAM.

Singkatan PITI harus dipertahankan/dilestarikan, apakah Pembina Iman Tauhid Islam atau Persatuan Islam Tionghoa Indonesia atau bahkan kepanjangan nama lainnya, untuk umat Islam tidak menjadi persoalan. Karena identitas PITI sudah memasyarakat di kalangan umat Islam. PITI adalah Muslim Tionghoa, Muslim Tionghoa adalah PITI. PITI adalah panggilan/sebutan kesayangan umat Islam terhadap Muslim Tionghoa. Konsekwensinya, umat Islam menghendaki “motor-motor penggerak” sebagai wajah PITI adalah mereka yang berasal dari keturunan Tionghoa. Jika demikian apakah itu menunjukkan masih ada unsur eksklusif (tertutup) sekalipun sudah menjadi muslim ? Sejak didirikan sampai dengan saat ini, keanggotaan dan kepengurusan PITI bersifat terbuka dan demokratis, tidak terbatas (eksklusif) hanya pada Muslim keturunan Tionghoa tetapi juga berbaur dengan Muslim Indonesia. Ibarat sesosok tubuh manusia, maka “wajahnya adalah muslim keturunan Tionghoa”, bagian/ komponen tubuh lainnya adalah muslim Indonesia. Jika pada satu saat, karena kesepakatan anggota, kepanjangan PITI kembali menyandang/mempergunakan nama etnis Tionghoa pada nama organisasi ini, itu semata-mata sebagai strategi dakwah dan kecirian organisasi ini bahwa prioritas sasaran dakwahnya tertuju kepada etnis Tionghoa. Dalam hal kepengurusan, sejak didirikan ketentuan organisasi khususnya tentang penyelenggaraan musyawarah tingkat nasional yang terkait pula dengan pergantian masa bakti kepengurusan di Dewan Pimpinan Pusat (DPP), belum dijalankan/dilaksanakan secara konsekwen, yakni setiap lima tahun. Tahun 1987, tahun 2000, diselenggarakan musyawarah tingkat nasional di Jakarta. Dan insya Allah, tanggal 2-4 Desember 2005, akan diselenggarakan kembali musyawarah nasional PITI ke III di Kota Surabaya.

Musyawarah nasional PITI tahun 2000 di Jakarta, menetapkan kepenguruan DPP PITI masa bakti 2000-2005, sebagai Ketua Umum alternatif, terpilih bapak HM Trisno Adi Tantiono. Dan dalam perjalanan selanjutnya bapak HM Trisno Adi Tantiono mengundurkan diri, dan sejak tanggal 2 Oktober 2002, sebagai Pejabat Ketua Umum diangkat/ ditunjuk bapak HM Jos Soetomo. Pada kepengurusan masa bakti ini, program utama PITI, terbatas pada rekonsolidasi kepengurusan wilayah dan daerah-daerah yang pada masa lalu, kepengurusannya sudah ada di seluruh propinsi di Indonesia dari Aceh sampai Papua. Saat ini baru terrekonsolidasi Koordinator Wilayah untuk Propinsi-propinsi Sumatera Utara, Bangka Belitung, Lampung, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Banten, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Jogjakarta, Jawa Timur, Bali, Lombok, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur. Yang masih dalam proses persiapan, Propinsi-propinsi Sumatera Barat, Jambi dan Jawa Barat. Tahun 2005 ini, geliat gerakan dakwah di daerah-daerah mulai nampak yakni dengan mulai banyaknya pembangunan masjid-masjid berarsitektur Tiongkok mengikuti jejak pendirian masjid H.Mohamad Cheng Ho di Kota Surabaya, seperti di Purbalingga, Masjid Ja’mi An Naba KH Tan Shin Bie, di Purwokerto, di Kota Palembang Masjid Cheng Ho Sriwijaya dan Kota Semarang, Masjid Cheng Ho Jawa Tengah dan Islamic Center di Kota Kudus. Apapun dan bagaimanapun kondisi organisasinya, PITI sangat diperlukan oleh etnis Tionghoa baik yang muslim maupun non muslim.

Bagi Muslim Tionghoa, PITI sebagai wadah silahturahmi, untuk saling memperkuat semangat dalam menjalankan agama Islam di lingkungan keluarganya yang masih non muslim. Bagi etnis Tionghoa non muslim, PITI dapat jadi jembatan antara mereka dengan umat Islam. Bagi Pemerintah, PITI sebagai komponen bangsa yang dapat berperan strategis sebagai jembatan, penghubung antara suku dan etnis, sebagai perekat/lem untuk mempererat dan sebagai benang yang akan merajut persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Muktamar Nasional III PITI di Kota Surabaya ini, tanggal 2-4 Desember 2005, untuk periode 2005-2010, memilih kembali sebagai Ketua Umumnya, bp HM Trisno Adi Tantiono.
Kembali Ke Atas Go down
https://beast666.indonesianforum.net
 
SEKILAS TENTANG PEMBINA IMAN TAUHID ISLAM d/h PERSATUAN ISLAM TIONGHOA INDONESIA
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1
 Similar topics
-
» Muslim Tionghoa di Indonesia I
» Muslim Tionghoa di Indonesia II
» Tentang Beast666
» Cari kenalan Muslim Tionghoa
» Islam di Shanghai

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
LUCIFER :: TIONGHOA :: Kumpulan Muslim Tionghoa-
Navigasi: