Alkisah seorang dukun bernama pak apab membeli sepasang ayam, tentu sebagai pemilik pak apab wajib memberi ternaknya tersebut makan, dia mengambil dua baskom beras, satu baskom beras ditebarkan diluar rumah, dan satu baskom lagi ditaruh didalam rumah tapi pintu tidak ditutup, lalu pak apab berkata kepada ayam-ayam tersebut dimana pak abab mengetahui bahwa ayam-ayamnya tidak tau apa-apa tentang hal baik dan buruk “hai kisanak makan lah seluruh beras yang ku tabur diluar rumah itu sesuka kamu, tapi jangan kalian dekati baskom berisi beras didalam rumah ini karena kalian akan mati” secara logika apakah ayam mengerti bahwa larangan itu baik atau buruk terhadapnya? Apakah ayam tau bahwa suruhan si pak apab itu baik atau buruk? Kalau ada tetangga kita yang bicara begitu, apa yang kita katakan kepada tetangga kita tersebut? Pasti kita akan katakan bapak itu gila….. bapak itu tidak waras, sinting, tidak mungkin ayam-ayam yang tidak memiliki pengetahuan baik dan buruk bisa tau bahwa larangan itu baik untuk dikerjakan ataupun buruk untuk dikerjakan, bapak yang sinting, begilah reaksi kita ketika kita melihat tetangga kita mengatakan larangan itu kepada ayamnya, meskipun kita mengatakan itu dalam hati, tapi pasti terbesit dalam hati kita akan kebodohan pak Apab.
Tapi saudara-saudaraku pembaca yang tercinta, bagaimana kalau yang dilakukan pak apab sama dengan apa yang dilakukan tuhan? Beranikah kau mengatakan dia gila? Dia sinting? Bodoh? Beranikah kau meninggalkannya? Pembaca sadarlah sebenarnya yang seperti itu, tanpa pengetahuan, bodoh, gila dan sinting bukanlah tuhan, beranikanlah dirimu untuk meninggalkannya?, Carilah wahai saudaraku tuhan yang sebenarnya yang maha tahu dia dekat dengan anda tapi anda selalu menjauh dariNya.
Mari kita lanjutkan ceritanya.
Nah setelah peringatan itu pak apab meninggalkan kedua ekor ayam tersebut diluar dan pergi beristirahan karena pada hari ketujuh pak apab sedang capek, setelah bangun dan pergi keluar terkagetlah pak apab melihat baskom berisi beras tersebut ludes abis, dengan marah pak apab langsung mengambil kedua ayam-ayamnya dan bayangin saudaraku pak apab menghukum ayamnya dengan cara leher si ayam dikaretin, trus dicampakkan ke hutan…nah jika ada tentangga kita yang berbuat demikian apakah yang akan kita katakan? Kita pasti akan mengatakan dia telah gila, siting, psikopat, walaupun hanya dalam hati tapi apakah yang akan anda katakan jika yang melakukan itu adalah mengaku tuhan? Beranikah anda meninggalkannya?. Tidak kah saudaraku menyadari bahwa pak apab bukan tuan yang pantas buat siayam? Beranikah saudara ku mengatakan dia gila? Ketahuilah saudaraku bagaimana jadinya kalau tuhan itu gila? Pasti saudara-saudara mengakan tidak mungkin, nah bagaimana kalau itu kenyataan? Pasti teman-teman akan mengatakan berarti dia bukan tuhan, tapi bagaimana kalau yang seperti itu malah tuhan yang selama ini saudara sembah? Beranikah saudara meninggalkannya? Beranikah saudara mengatakan dia bukan tuhan?
Nah mari kita lihat kisah adam dan hawa dalam alkitab persis sama seperti kisah pak apab dan sepasang ayam, jika kita punya tetangga seperti pak apab, kita pasti akan menjauhinya, dan apakah kalau yang melakukan itu adalah mengaku tuhan? Apakah akan kita akui dia tuhan?
Nah mari kita lihat cerita adam dan hawa berikut ini, dan mohon bagi yang muslim silahkan cek dalam alquran pasti bertolak belakang isinya, jadi jangan ada dari muslim yang merasa tersinggung dengan cerita saya ini.
Kisah ini dikutip dalam kitab kejadian pasal 2-3
Setelah tuhan menciptakan manusia, apakah alkitab berbicara bahwa adam dan hawa mengetahui hal yang baik dan buruk? Tentu tidak karena pengetahuan adam akan hal yang baik dan buruk adalah ketika adam dan hawa memakan buah apel, kalau demikian adam dan hawa awalnya tak berpikir sama seperti hewan, dan setelah memakan buah pengetahuan barulah adam berpikir, bahwa dirinya bertelanjang dan tau malu, dan tau akan hal yang baik dan buruk, nah kalau begitu adam dan hawa tercipta seperi hewan yang tidak tau hal baik dan buruk dan dalam cerita diatas saya gambarkan seperti ayam,
Nah setelah itu tuhan menjadikan adam dan hawa hidup ditaman eden, dan boleh memakan semuanya yang ada disana, kecuali buah pengetahuan, nah adam yang tidak tau akan hal baik dan buruk, tentu tidak akan tau larangan bapa itu baik atau buruk baginya, dan ditambah lagi datang lucifer menggoda adam, nah adam yang memang tidak tau akan baik dan buruk tentu tidak menghiraukan larangan tuhan, karena ketidak tauan adam tersebutlah adam dihukum, padahal kalau adam diciptakan dengan pengetahuan tentu adam tidak akan memakannya, nah adam sendiri tidak mengetahui apa-apa, tiba-tiba dihukum begitu berat, nah terbukti disini bukan adam dan hawa yang salah, tapi dihukum juga, jadi jika bapa datang dan mengaku sebagai penebus dosa manusia itu mustahilun karena yang salah disini bukan manusia tapi bapa, yakhan? Jadi turunnya anak tuhan bukan sebagai penebus dosa manusia terhadap tuhan tapi penebus dosa tuhan terhadap manusia dan ular, karena telah menghukum manusia dan ular. Sebagai bukti saya tantang umat kristen untuk bisa membuktikan bahwa adam dan hawa memang berdosa, dan bukti saya tuhan berdosa sudah saya berikan dan dapat ada baca.. Saya tidak mau jawaban seperti pasal kakak senior saat plonco lo! Pasal pertama kakak senior tidak pernah salah, pasal kedua apabila kakak senior bersalah kembali kepada pasal pertama
Wed May 28, 2008 2:45 am
